Rabu, 07 April 2010

Tugas Investigate Reporting 3



BAB II

Tak kenal maka tak sayang.

Warga yang berpendidikan adalah warga yang tahu tentang sejarah bangsanya.

Kurang lebih begitulah pepatah yang sering kita dengar. Lewat museum dan tempat-tempat bersejarah lainnya kita mengenal bangsa kita, masa lalunya dan kehidupan terdahulunya.

Tapi sayang, warga ibu kota lebih mengenal mall, tempat-tempat nongkrong yang berkelas dan dunia malam.


Museum Nasional dikenal juga dengan nama Museum Gajah atau Museum Arca. Disebut Museum Gajah karena ada patung gajah di halaman museum itu. Ketika Raja Chulalongkorn dari Siam (Thailand) pada tahun 1871 mengunjungi Batavia, ia menghadiahkan patung gajah dari perunggu yang kemudian diletakan di halaman museum. Sementara, sebutan Museum Arca karena museum itu memajang banyak arca dari pelosok nusantara.

Sejarah Museum Nasional berawal tahun 1778, saat sekelompok ilmuwan Belanda mendirikan lembaga ilmu pengetahuan bernama Bataviaasch Genotschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia Society for Arts and Science). Lembaga itu bertujuan mempromosikan hasil riset di bidang kesenian dan ilmu pengetahuan, terutama sejarah, arkeologi, etnografi, dan fisika,serta menerbitkan beragam penemuan.

Salah seorang pendirinya, JCM Radermacher, menghibahkan sebuah bangunan di Kali Besar beserta koleksi benda-benda budaya serta buku yang menjadi modal awal sebuah museum dan perpustakaan. Pada masa pemerintahan Inggris (1811-1816), Gubernur Sir Thomas Stamford Raffles menjadi direktur lembaga.



Karena rumah di Kali Besar sudah penuh dengan koleksi, Raffles memerintahkan pembangunan gedung baru untuk digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan. Bangunan, yang dulu disebut gedung "Societeit de larmonie", itu berlokasi di Jalan Majapahit Nomor 3. (Sekarang di tempat itu berdiri gedung Sekretariat Negara).

Tahun 1862 Pemerintah Hindia Belanda di bawah Gubernur Jendral Reinier de Klerk membangun sebuah museum baru yang tidak hanya jadi kantor tetapi juga rumah untuk menyimpan, melindung, dan memajang berbagai koleksi.

Gedung itulah yang sekarang menjadi Museum Nasional. Gedung museum itu secara resmi dibuka tahun 1868 tetapi tahun lahirnya dihitung sejak 1778, yaitu saat pembentukan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen.

Setelah Indonesia merdeka, pada 29 Februari 1950 lembaga bentukan Belanda itu menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia (Indonesian Culture Council) dan museum diserahkan ke pemerintah Republik Indonesia.

Pada 17 September 1962 museum tersebut berganti nama menjadi Museum Pusat dan 28 Mei 1979 berganti lagi menjadi Museum Nasional. Museum itu telah banyak berbenah, kini di sisi sebelah kiri ada gedung baru yang megah.

Museum Nasional ini terletak di Jalan Medan Merdeka Barat No 12, Jakarta Pusat. Museum ini berbentuk seperti vila dari zaman Romawi kuno dengan pilar-pilar silinder kokoh di bagian depannya. Museum ini tergolong yang paling terawat di Ibukota. Harga tiket masuknya hanya Rp 750 untuk dewasa dan Rp 250 untuk anak-anak serta pelajar. Sayang, di negeri ini museum masih belum menarik minat banyak orang. Kebanyakan pengunjung justru turis mancanegara.

Museum Nasional punya koleksi yang tak terhingga nilainya berkaitan dengan sejarah peradaban bangsa Indonesia. Di sini ada koleksi aneka barang yang biasa digunakan masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, maupun yang hanya digunakan saat perayaan atau ritual tertentu.



Hingga saat ini koleksinya berjumlah 141.899 benda. Namun dari jumlah itu baru sepertiganya yang dapat diperlihatkan kepada publik. Jumlah koleksi yang banyak itu menjadikan museum gajah sebagai museum terbesar di Asia Tanggara dan terlengkap di Indonesia.

Museum tersebut memiliki 10 ruang pajang yaitu ruang etnografi, perunggu, prasejarah, keramik, tekstil, mata uang (numismatik), peninggalan bersejarah, harta karun dan pahatan batu, serta geografi. Jenis koleksinya antara lain berupa benda perlengkapan hidup yang terbuat dari batu, tulang binatang, tanduk, dan kulit kerang pada zaman prasejarah.

Ada juga koleksi benda keramik abad 5 sampai 15 Masehi dari Cina, Thailand, Vietnam, Jepang, Persia, dan Eropa. Di antara koleksi arcanya, ada Arca Bhairawa setinggi 414 sentimeter yang ditemukan di Padang Roco, Sumatra Barat dan diperkirakan berasal dari abad ke 13 - 14 M. museum ini buka setiap hari Selasa - Minggu dari pukul 08.30 - 14.30 WIB. Sedangkan Jumat dari pukul 08.30 - 11.30 WIB dan Sabtu dari pukul 08.30 - 13.30 WIB. Hari Senin dan hari libur besar tutup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar